Pengertian Perancah Bangunan
1. Apa Itu Perancah Bangunan
Menurut Permenakertrans nomor 1 tahun 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi, Perancah (scaffold) adalah bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk semenatra dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termsuk pekerjaan pemeliaharaan dan pembongkaran.
Perancah bangunan, atau scaffolding dalam bahasa Inggris, adalah struktur sementara yang digunakan dalam proyek konstruksi untuk memberikan akses dan dukungan. Perancah memungkinkan pekerja melakukan tugas pada ketinggian yang sulit dijangkau dengan aman. Struktur ini biasanya terbuat dari bahan seperti logam atau kayu dan dirancang untuk mendukung beban yang berat.
Fungsi utama dari perancah adalah memberikan platform kerja yang stabil di area yang tidak bisa dijangkau dengan metode konvensional. Misalnya, dalam pembangunan gedung bertingkat, perancah digunakan untuk mendukung pekerjaan pengecatan, pemasangan panel, dan perbaikan. Dengan perancah, berbagai kegiatan konstruksi bisa dilakukan dengan lebih efisien dan aman.
Jenis-jenis perancah sangat bervariasi, termasuk perancah tubuler, perancah rangka, dan perancah sistem. Setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik proyek. Misalnya, perancah sistem menawarkan kemudahan dalam pemasangan dan pembongkaran yang cepat.
Selain itu, perancah juga berfungsi untuk melindungi area di sekitar proyek dari potensi bahaya. Dengan adanya perancah, material yang digunakan dalam proyek bisa disimpan dengan lebih aman dan mencegah risiko jatuhnya benda dari ketinggian yang bisa membahayakan orang di sekitar.
2. Standar dan Regulasi Umum Perancah di Indonesia
Di Indonesia, standar dan regulasi penggunaan perancah diatur oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Kementerian Tenaga Kerja. Standar ini meliputi spesifikasi teknis dan keselamatan yang harus dipatuhi untuk memastikan bahwa perancah digunakan dengan aman. Misalnya, ada aturan tentang beban maksimum yang bisa ditanggung oleh perancah.
Berbicara standar, perancah di Indonesia umumnya mennggunakan standar jepang yaitu JIS G3444 dan standar inggris BS 1139. Standar ini menjelaskan tentang karakteristik perancah yang digunakan seperti ukuran, kekuatan, dan cara pemasanagan/pembongkaran. Selain skeuda standar diatas, juga terdapat standar lain seperti standar Amerika dan standar Australia.
Regulasi umum juga mencakup persyaratan desain dan konstruksi perancah. Setiap perancah harus dirancang oleh tenaga ahli dan memenuhi standar yang ditetapkan, seperti kekuatan material dan ketahanan terhadap beban. Kepatuhan terhadap regulasi ini membantu mengurangi risiko kecelakaan dan kerusakan.
Penting untuk memahami bahwa setiap proyek mungkin memerlukan perancah dengan spesifikasi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, proyek pembangunan gedung tinggi akan memerlukan perancah dengan kekuatan dan stabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan proyek perbaikan rumah.
Pengawasan dan pemeriksaan rutin oleh pihak berwenang juga menjadi bagian dari regulasi. Inspektor secara berkala akan memeriksa kondisi perancah untuk memastikan bahwa semua standar keselamatan dipatuhi. Ini adalah langkah penting dalam menjaga keselamatan pekerja dan kualitas proyek.
3. Teknisi dan Inspektor Perancah
Teknisi perancah memiliki peran vital dalam pemasangan, perawatan, dan pembongkaran perancah. Mereka dilatih untuk memahami berbagai jenis perancah dan cara kerja masing-masing. Teknisi harus memastikan bahwa perancah dipasang sesuai dengan desain dan standar yang berlaku, serta melakukan perawatan rutin.
Inspektor perancah bertanggung jawab untuk memeriksa kondisi perancah secara berkala. Mereka mengevaluasi kekuatan dan kestabilan struktur untuk memastikan bahwa perancah aman digunakan. Inspektor juga memeriksa apakah perancah memenuhi semua regulasi dan standar keselamatan yang berlaku.
Keduanya, teknisi dan inspektor, perlu memiliki keahlian khusus dan sertifikasi dari lembaga yang berwenang. Standar keahlian yang harus dipenuhi dapat di lihat di peraturan Kepdirjen Pembinaan pengawasan Ketenagakerjaan nomor 20 tahun 2004 untuk Teknisi Perancah, sedangkan untuk supervisi perancah dapat dilihat pada Kepdirjen nomor 74 tahun 2013. Mereka harus mampu mengidentifikasi potensi masalah dan mengambil tindakan preventif untuk menghindari kecelakaan. Pendidikan dan pelatihan yang memadai sangat penting dalam profesi ini.
Kolaborasi antara teknisi dan inspektor juga sangat penting. Teknisi menyediakan informasi terkait instalasi dan perawatan, sementara inspektor memastikan bahwa semua prosedur dipatuhi dengan benar. Sinergi ini membantu memastikan bahwa perancah berfungsi dengan baik dan aman selama masa penggunaannya.
4. Bahaya Umum Pekerjaan Perancah
Pekerjaan dengan perancah memiliki risiko yang signifikan, terutama terkait dengan jatuh dari ketinggian. Kecelakaan seperti ini dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian. Oleh karena itu, penggunaan alat pelindung diri seperti harness dan helm sangat penting untuk melindungi pekerja.
Selain risiko jatuh, terdapat juga bahaya terkait dengan beban berlebih. Jika perancah tidak dirancang untuk menahan beban yang terlalu berat, ada kemungkinan struktur bisa runtuh. Memastikan bahwa beban perancah tidak melebihi kapasitas yang dianjurkan adalah langkah penting untuk mencegah kecelakaan.
Kondisi cuaca juga dapat memengaruhi keamanan perancah. Angin kencang, hujan, atau suhu ekstrem dapat melemahkan struktur perancah dan meningkatkan risiko kecelakaan. Pekerjaan di perancah sebaiknya dihentikan saat kondisi cuaca buruk untuk memastikan keselamatan pekerja.
Terakhir, perancah yang tidak dirawat dengan baik juga dapat menimbulkan bahaya. Korosi, kerusakan material, atau sambungan yang longgar dapat mengurangi kekuatan struktur. Oleh karena itu, perawatan dan inspeksi rutin sangat penting untuk memastikan bahwa perancah tetap dalam kondisi baik dan aman digunakan.
Posting Komentar untuk "Pengertian Perancah Bangunan"